
Gelaran Road to Final Piala Presiden 2025 di Gedung Sate, Bandung, Jumat (11/7), menjadi panggung perayaan yang meriah, tidak hanya bagi sepak bola nasional, tetapi juga bagi kekayaan budaya dan kuliner Jawa Barat.
Acara ini dihiasi penampilan Saung Angklung Udjo dan kesenian Sisingaan khas Subang, serta berbagai sajian kuliner khas Bandung seperti Batagor, Baso Tahu, hingga Seblak yang menggoda selera.
Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Maruarar Sirait, yang juga menjabat Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025, turut ambil bagian dalam semarak budaya tersebut.
Ia bahkan sempat menari di atas Sisingaan, kesenian yang pernah ia nikmati sebelumnya saat berkunjung ke Subang.
“Ini (Sisingaan) mewakili Subang, Sisingaan gembira sekali. Bisa menampilkan kebudayaan Jawa Barat, makanan sunda dan keramah tamahan. Jadi senang lah,” ucapnya saat menutup acara.
Selain kebudayaan, Maruarar juga menyoroti sisi positif dari turnamen pramusim ini secara lebih luas. Ia menyebut adanya pergerakan ekonomi, hiburan untuk masyarakat, hingga munculnya semangat baru bagi generasi muda pecinta sepak bola.
“Ekonomi bergerak, sportivitas. Sekarang kan ada dua klub asing. Sebelumnya belum pernah ada tuh. Oxford dari Inggris dan Port FC dari Thailand, doain ke depan lebih hebat lagi,” katanya.
Piala Presiden 2025 memang mencatat sejarah baru dengan kehadiran dua klub asing, Oxford United FC dari Inggris dan Port FC dari Thailand.
Kedua tim tersebut kini akan saling berhadapan di partai final yang dijadwalkan digelar pada Minggu (13/7), di Stadion si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Maruarar mengaku senang karena Piala Presiden tahun ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi menjadi ruang tumbuh bagi mimpi anak-anak muda.
“Lalu juga jadi hiburan. Kemarin di Jakarta anak-anak juggling dan nanti di Jalak Harupat supaya mereka punya mimpi. Suatu saat mereka bukan hanya jugling bisa ke Timnas. Supaya mereka tambah semangat dan percaya diri,” ujarnya.
Dengan berbagai pencapaian itu, Maruarar menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran dan dampak positif turnamen ini. Bagi dirinya, Piala Presiden 2025 bukan sekadar agenda olahraga, tapi juga momentum budaya dan sosial yang menyatukan semangat bangsa.
