
Musim 2024/25 menunjukkan wajah baru Persib Bandung dalam urusan mencetak gol. Ketimbang bertumpu pada satu atau dua nama seperti musim lalu, kali ini justru 12 pemain berhasil mencatatkan nama mereka di papan skor.
Hingga pekan ke-29, tim Maung Bandung telah mengoleksi total 51 gol—bukti nyata bahwa produktivitas tim kini lebih tersebar dan tidak bergantung pada individu tertentu.
Pola distribusi ini mencerminkan transformasi yang dicanangkan pelatih Bojan Hodak sejak awal musim. Ia menekankan pentingnya banyak pemain yang mampu mencetak gol agar tim tidak mudah ditebak lawan.
“Tahun ini saya punya 12 pemain yang mencetak gol. Ini sangat penting karena anda tidak bisa bergantung pada satu pemain,” ucap Hodak dalam sesi wawancara di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Selasa 22 April 2025.
Susunan pencetak gol Persib cukup bervariasi dari berbagai lini. Tyronne Del Pino menjadi penyumbang gol terbanyak dengan torehan 14 gol, disusul David da Silva (7), Ciro Alves dan Beckham Putra (masing-masing 6), Gustavo Franca (4), serta Nick Kuipers dan Ryan Kurnia (masing-masing 3).
Nama-nama lain seperti Adam Alis dan Muhammad Dimas Drajad menyumbangkan masing-masing 2 gol. Sementara itu, Gervane Kastaneer, Marc Klok, dan Mohamad Edo Febriansah masing-masing mencetak 1 gol.
Satu gol lainnya tercatat sebagai hasil dari bunuh diri pemain lawan.
Situasi ini kontras dengan musim sebelumnya. Pada Liga 1 2023/24, 61,3% dari total 75 gol Persib dicetak hanya oleh dua pemain asal Brasil, David da Silva (30) dan Ciro Alves (16).
Hodak mengakui bahwa terlalu bergantung pada dua pemain menjadi kekurangan yang kini berhasil diperbaiki.
“Tahun lalu David dan Ciro mencetak gol terbanyak, tapi kami terlalu bergantung pada mereka berdua. Tahun ini, seperti yang saya katakan, ada 12 pemain yang bisa mencetak gol, dan itu sangat bagus. Jadi anda tidak pernah tahu siapa yang akan mencetak gol,” jelasnya.
Pendekatan ini dinilai Hodak sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk membuat permainan Persib lebih cair dan tidak terpusat pada satu titik serangan.
Dengan begitu, ancaman bisa datang dari berbagai arah, dan lawan pun akan kesulitan mengantisipasi.
Analisis Hodak memperlihatkan bahwa variasi dalam pencetak gol bukan hanya statistik, tapi juga kunci konsistensi performa tim dalam persaingan papan atas musim ini.
