MAUNG BANDUNG ID – Liga 1 2020 menjadi musim kedua Nick Kuipers bersama Persib Bandung. Bek impor asal Belanda tersebut didatangkan manajemen Pangeran Biru pada pertengahan kompetisi tahun lalu.
Kala itu Nick hadir bersamaan dengan striker Kevin van Kippersluis dan gelandang Omid Nazari. Namun, performa minor Kevin membuat rekan satu negara Nick tersebut dicoret di akhir musim, sementara Kuipers dan Nazari tetap dipertahankan hingga saat ini.
Dalam kanal Youtube Marc Klok, Senin (11/1/2021), Nick Kuipers menceritakan perjalanan karirnya hingga bisa sampai menjejakan kaki di Bandung. Awalnya ia sama sekali belum pernah mendengar nama Persib Bandung maupun sepakbola Indonesia. Kuipers mengaku baru tahu sepakbola Indonesia saat Marc Klok diwawancarai salah satu stasiun televisi Belanda.
“Tidak (pernah mendengar). Sebenarnya pertama kali saya mendengar sesuatu tentang sepakbola Indonesia ketika kalian mendapatkan wawancara dengan Paradise Football. Itu adalah hal pertama yang saya dengar tentang sepakbola di Indonesia,” tutur Nick.
Nick Kuipers kemudian mengisahkan pengalamannya ketika pertama kali berjumpa dengan Bobotoh dan awak pers di Bandung. Eks pemain belakang ADO Den Haag tersebut mengaku sangat terkejut dengan sambutan yang diberikan publik sepakbola Kota Kembang.
Simak Juga
Wow! Ternyata Robert Alberts Suka Main Malam
Klub Liga 1 Banyak Bubar, Persib Justru Tambah Fasilitas Tim
“Saat kamu bermain di liga utama Belanda, kamu bermain melawan Ajax (Amsterdam) di stadion besar. Tapi ada juga banyak stadion kecil dan dukungan medianya tidak terlalu besar,” ujar Nick.
“Pertama kali saya turun dari pesawat (di Indonesia), langsung berhadapan dengan tim media dan kamera. Begitu banyak suporter. Menakjubkan dan luar biasa,” kenangnya.
Hampir dua tahun menjajal kompetisi Liga 1, Nick melihat perbedaan cukup signifikan antara atmosfer sepakbola Indonesia dan Belanda. Ia merasa antusiasme para suporter di Indonesia, khususnya Bandung, jauh lebih hidup dibanding kampung halamannya.
“Saya pikir di Belanda lebih santai dan mereka menonton pertandingan, tapi hanya itu. Tidak ada yang spesial,” cetus bek 28 tahun.
“Tapi di Indonesia mereka ingin hidup untuk sepakbola dan mereka tak sabar menunggu sampai pertandingan berikutnya digelar. Mereka ingin menjadi bagian darinya. Mengambil foto, pergi ke stadion, semuanya. Saya pikir itulah perbedaan terbesar antara Indonesia dan Belanda,” imbuh Nick Kuipers.